Astaga! 5 Perekrut Anak untuk Teroris Diciduk: Begini Cara Mereka Cuci Otak Korban

Aparat berjaga di SMAN 72 Jakarta, pasca ledakan bom. Sementara Densus 88 tangkap lima tersangka perekrut anak ke kelompok terorisme. --ist/kejarkabar.com--

JAKARTA, KEJARKABAR.COM – Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri kembali mengungkap jaringan berbahaya yang menargetkan anak-anak.

Lima orang dewasa ditangkap karena diduga merekrut anak dan pelajar untuk bergabung dengan kelompok terorisme.

Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menjelaskan bahwa penangkapan dilakukan dalam tiga operasi yang berlangsung sejak akhir Desember 2024 hingga Senin, 17 November 2025.

Baca Juga :  Viral! Video 42 Detik Memperlihatkan Aksi Pengeroyokan di Tengah Malam di Seberang Kota Jambi

Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, memaparkan identitas para tersangka. Mereka adalah FW alias YT dari Medan, yang ditangkap 5 Februari 2025

; LM (23) dari Kabupaten Bangai, Sulawesi Tengah; PP alias BBMS (37) dari Sleman yang ditangkap 22 September 2025; MSPO (18) dari Tegal; serta JJS alias BS (19) dari Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang diamankan pada 17 November 2025.

Baca Juga :  Dana Reses DPR Naik Tajam, Publik Merasa Dikhianati Setelah Penghapusan Tunjangan Rumah

Menurut Trunoyudo, para tersangka memanfaatkan berbagai platform digital untuk menjaring korban. Media sosial, gim daring, aplikasi pesan instan, hingga situs tertutup digunakan untuk memengaruhi anak-anak agar menerima paham radikal dan akhirnya masuk ke lingkaran kelompok teroris.

“Mereka berperan mengarahkan dan menanamkan ideologi ekstrem pada anak-anak hingga terprovokasi untuk ikut aksi teror,” ujarnya.

Baca Juga :  Tak Berkutik! Polisi Tebo Tangkap Pengedar Sabu Rimbo Bujang, 22 Paket Siap Edar Digagalkan

Polri, bersama BNPT dan KPAI, menegaskan komitmennya melindungi anak-anak Indonesia dari ancaman radikalisasi dan eksploitasi berbasis digital yang semakin marak. Dengan penangkapan ini, aparat berharap dapat memutus rantai perekrutan anak oleh jaringan terorisme. (*)

Pos terkait